Judul: Yang Mengisi Lobang
"Aku tak memiliki apapun di sini selain rasa
sakit." ucap Obito sambil memperlihatkan
lubang di dada kirinya. "Apa inti dari itu semua? Itulah kenapa aku kesal dengan
semuanya. Tidakkah kau juga sudah
menderita cukup lama? Di depan makam
Rin... di depan makamku..."
Kakashi hanya bisa terdiam, dan mengingat
sosok mantan sahabat kecilnya itu.
"Kakashi, tak apa." ucap Obito lagi. "Kau
tak perlu menahan rasa sakit itu lagi."
lanjutnya.
"Rin ada di sini. Aku menyukaimu,
Kakashi."
"Groooarrrrr!!!!!!!!!" Juubi yang tubuhnya mulai berisi membuka
mulutnya lebar-lebar, benar-benar lebar, saking lebarnya sampai
menyentuh perut. Kemudian dari mulut lebarnya tersebut, muncul sesuatu
berbentuk kelopak bunga raksasa.
"Dia berubah bentuk lagi!!" ucap darui. Bee terdiam melihatnya,
sementara, hachibi yang lebih tahu memberi penjelasan. "Tidak, setelah
ini dia akan kembali lagi seperti semula. Dia hanya hendak melakukan
serangan. Itu adalah step terakhir sebelum perubahan terakhirnya. Naruto
sedang dalam masa penyembuhan, sementara Kyuubi memeras chakranya. Ini
adalah giliran kita, Bee!" ucap Hachibi.
"Tepat sekali!! Sekarang kitalah yang
memimpin orang-orang!!" Bee bersiap.
"Dengarkan aku, Bee. kalau kita
membiarkannya sampai ke mode final,
maka kita akan berakhir."
Whusssss!!!!! Dari ujung kelopak bunga
tersebut, Juubi membentuk suatu
bijuudama raksasa, bijuudama super besar.
"Juubi tak segan-segan lagi, mungkin dia
melihat bijuu di dalam Naruto dan
kemudian menjadi tak sabar." pikir Madara
yang berdiri di atas sebuah batu. "Huh,
menyebalkan, padahal aku baru saja akan
bersenang-senang." ucapnya.
"Benda itu semakin bertambah besar dan
besar..." ucap Shikamaru.
"A-apa serangan itu mengincar Naruto!?"
ucap Chouji.
"Bisa apa kita melawan itu tanpa chakra
Naruto!?" ucap shinobi lain.
"Kita tak boleh menyesal setelah apa yang
terjadi!!" teriak Sakura. "Naruto telah
melakukan sebisanya!! Aku bisa tahu itu
dari kata-katanya!!" Naruto teringat kata-
kata Naruto waktu itu.
"Ya!! Dia telah melakukan yang terbaik demi
melindungi shinobi biasa seperti kita!!"
ucap seorang shinobi. "Bukan itu yang
kumaksud!!" ucap Sakura. "Dia... Naruto
telah membuat kita sadar kalau kita semua
adalah rekannya."
"Aku akan membuat Naruto pulih
sepenuhnya!!" ucap Sakura. "Setiap dari
kita harus menggunakan seluruh kekuatan
kalian!! Kalaupun kita mati, lebih baik mati
karena bertarung daripada mati karena tak
melakukan apapun!!!"
"Heh..." Shikamaru tersenyum, dan
semangatnya kembali. "Ino, aku ingin kau
menghubungkanku pada seseorang."
pintanya pada Ino.
"Apa kau punya suatu ide?"
"Kau hebat, Shikamaru!!" ucap Chouji.
Setelahnya, dengan bantuan Ino,
Shikamaru berkomunikasi dengan Kitsuchi.
"!!" Kitsuchi sadar. "Kau.. anaknya SHikaku, kan?"
"Kitsuchi-san, dengarkan aku." pinta
Shikamaru. "Ajari aku tehnik elemen tanah
sederhana seperti tehnik dinding
pelindung, sesuatu yang shinobi yang
bukan dari Iwagakure bisa melakukannya
juga."
"Siapapun bisa menggunakan jutsu dinding
pelindung, tapi tak akan sebagus itu, dan
lebih penting lagi..."
"Tidak, yang penting semuanya bisa
melakukannya." ucap Shikamaru. "Kita
harus melawan kekuatan lawan dengan
jumlah."
"Tapi, dindingnya pasti tetap bisa
dihancurkan..."
"Meskipun hancur, kalau kita terus
membangun yang baru. Daripada
menahannya dengan dinding yang kuat,
lebih baik kita memperlambatnya dengan
dinding lemah tapi banyak. Tentu saja,
akan lebih baik lagi kalau shinobi-shinobi
dari Iwagakure bisa membangun dinding-
dinding yang kuat." ucap Shikamaru.
"Aku mengerti...
Boleh dicoba, aku akan mengajarimu
segelnya." ucap Kitsuchi.
"Dan juga, Bee-san!" Shikamaru
menghubungi Bee. "Sementara itu, cobalah
untuk membelokkan serangan itu ke atas
sebisa mungkin dengan menggunakan
tembakkan bijuudama."
Bee mengerti, dan Shikamaru kembali
meminta pada Ino, "Ino, sekarang aku
ingin kau menghubungkanku pada semua
shinobi yang ada di medan perang. Apa
kau bisa melakukannya?"
"Tentu saja!!" Ino sangat bersemangat dan
kemudian membantu Shikamaru untuk
menghubungkan diri. Orang-orang
menggunakan segel tangan untuk
menggunakan jutsu dinding tanah, dan
akhirnya. Whussss!!! Juubi menembakkan bijuudama
raksasanya. Dan haaapp!!! dinding-dinding tanah dalam jumlah yang sangat
banyak muncul untuk menghalanginya.
Kembali ke dimensi lain, Obito masih
beradu argumen dengan Kakashi.
"memang, apa salahnya dengan dunia ilusi?
Kenyataan itu kejam, lubang ini makin lama
hanya akan menjadi semakin lebar." ucap
Obito.
"Sesuatu tak berjalan sesuai harapanmu,
dan terkadang kau tak cukup cepat untuk
mendapatkannya..."
"Anggap saja contohnya aku!! Bagaimana,
Kakashi!? Bagaimana bisa aku menutup
lubang ini jika terus berada di dunia yang
kejam ini!!?"
"Aku hanyalah kepingan sampah...
Tapi, ada hal yang kupelajari..." ucap
Kakashi. Ia teringat akan sosok gurunya,
murid-muridnya di tim 7, Hokage ketiga...
"Lubang di hatimu bisa ditutup oleh
seseorang. Kalau kau menolak perasaan
temanmu dan dunia ini hanya karena itu
berjalan tak sesuai keinginanmu, tak akan
ada yang datang padamu... jadi, lubang itu tak akan terisi. Kalau kau lari tanpa
melakukan sesuatu untuk seseorang, maka
seseorang juga tak akan melakukan sesuatu
padamu.
"Kau hanya bisa bicara." ucap Obito.."Hanya dengan kesal pada kenyataan ini
dan perasaan temanmu di dunia inilah kau
bisa menemukan kebahagiaan yang
sesungguhnya."
"Di dunia ini, shinobi yang melanggar
peraturan adalah sampah..." ucap Kakashi.
"Tapi, seseorang yang menyianyiakan
temannya adalah lebih rendah dari
sampah... Dan..." kata-kata kakashi masih
berlanjut. "Mereka yang menyianyiakan
perasaan temannya... bahkan lebih buruk
dari itu."
Minggu, 19 Mei 2013
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar